BPBD Tanggamus Peringatkan Waspada Potensi Gempa

Provinsi Lampung merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi besar terkena dampak gempa bumi, mengingat posisinya yang diapit oleh dua lempeng dunia serta dilalui oleh Patahan Sumatera, yaitu Lempeng Patahan Semako dan Kota Agung.

Sementara itu, potensi gempa di Lampung juga mendapat perhatian dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanggamus.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Tanggamus, Hendarman Wahid; "Beberapa kecamatan di Tanggamus berada di wilayah pesisir pantai yang berisiko terkena tsunami akibat gempa bumi. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah setempat untuk selalu waspada dan siap dalam menghadapi potensi bencana,”

Menurut Hendarman, Pemerintah Kabupaten Tanggamus telah mengambil sejumlah langkah untuk mengantisipasi bencana, termasuk membangun desa-desa Tangguh Bencana di beberapa wilayah. Program ini diharapkan dapat membantu meminimalisir dampak negatif jika bencana alam, seperti gempa bumi dan tsunami, terjadi di wilayah tersebut.

“Kami berharap dengan adanya desa Tangguh Bencana, masyarakat dapat lebih siap dan sigap menghadapi potensi bencana, serta meminimalkan risiko yang ditimbulkan,” kata Hendarman.

Dengan potensi bencana yang terus ada, masyarakat diharapkan untuk selalu waspada, memperhatikan informasi dari BMKG, dan memahami langkah-langkah mitigasi yang telah disiapkan oleh pemerintah daerah.

Menurut Hendarman, masyarakat harus memahami konsep mitigasi bencana dapat meningkatkan tingkat keselamatan dan meminimalisir jumlah korban akibat bencana. “Untuk antisipasi hal tersebut, setidaknya masyarakat bisa lakukan antisipasi ancaman dengan memahami mitigasi bencana. Salah satunya dengan keluar rumah jika terjadi gempa,” kata dia.

Ia memaparkan, salah satu trik yang bisa dilakukan masyarakat adalah trik 20-20-20, yakni jika terjadi gempa selama 20 detik; Masyarakat yang merasakan getaran tersebut memiliki waktu 20 menit untuk evakuasi ke daerah yang bebas dari bangunan dengan jarak 20 meter dari pemukiman.